top of page
"KITA CUMA MAMPU BERMIMPI INDAH"
Screen Shot 2020-11-21 at 18.21.54.png

Kita Cuma Mampu Bermipi Indah 

1 Desember 2018

 

Valencia, Spain

 

Jika anda ingin menjadi yang terbaik, anda harus belajar dari yang terbaik.

Pameo diatas membuat saya tidak pernah berhenti untuk selalu belajar dimanapun. Kali ini saya mendapat hal yang tak terduga bak durian runtuh yang pastinya siapapun pasti sangat memimpikannya, jalan-jalan, belajar sambil bekerja. Ya, saya mendapatkan kesempatan ini selama 45 hari di Negara-negara Eropa.

​

Seperti tulisan saya sebelumnya dengan judul "Perjalanan ke Eropa membuat mimpi saya lebih tinggi", ini adalah kedua kalinya saya menginjakkan kaki di Benua yang sepakbola nya sangat kuat dan terstruktur rapi di antara benua lainnya. Dalam perjalanan kali ini saya mengunjungi beberapa akademi sepakbola terbaik di Eropa dengan kolega saya Khairul dari Singapura, akademi pertama yang saya kunjungi adalah Liverpool, mempunyai waktu belajar 4 hari di akademi yang bermakas di Kirkby ini, akademi yang cukup banyak melahirkan beberapa pemain beken seperti Michael Owen, Robie Fowler, dan Steven Gerard.

​

Hari pertama berkunjung saya cukup kaget karena begitu sulit dan ketatnya academy ini mengizinkan untuk orang lain masuk kedalam, mungkin melebihi aturan masuk di setiap kedutaan besar masing-masing Negara. Singkat cerita dihari pertama saya langsung mengelilingi dan melihat semua fasilitas yang ada di didalamnya. Ada hal yang cukup menarik disela-sela kunjungan saya, dimana saya dan rekan saya Khairul melihat beberapa kelompok pemain akademi dengan perkiraan usia 17 tahun, mereka sedang berada dikerumunan dimana ada 3  mobil di depan mereka sambil ada 2 orang dewasa diantaranya, dan seketika saya pun menatap aneh ke rekan saya, apa yang mereka sedang lakukan??

​

Ketika salah satu pimpinan direktur usia muda memberikan  presentasi saya pun menanyakan langsung kepadanya tentang apa kegiatan mereka tadi, dan ternyata itu adalah bagian dari pelajaran diluar sepakbola yaitu kursus mengganti ban mobil,  selain kursus memasak, kursus bahasa dan kursus life skills lainnya yang wajib jadi menu diluar latihan sepakbola, mengapa demikian? Karena tuntutan sepakbola top level di Eropa sangat tinggi, anda harus menciptakan manusia yang hebat kemudian baru anda bisa menciptakan pemain yang hebat di masa yang akan datang, jawaban yang cukup membuat saya dan rekan saya tercengang dan kembali saling tatap diantara kami dengan penuh rasa aneh bagi saya karena tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Bahkan di Ajax Academy akan memberhentikan pemain akademi yang tidak naik kelas dalam pendidikan formalnya.

​

Setelah kunjungan di Liverpool saya langsung menuju Feyenoord, club yang berada di daerah Varkenoord ini juga cukup banyak menghasilkan pemain-pemain top seperti Robin Van Persie, Giovani Van Bronchost, Dirk Kuyt (yang saat menjadi staff pelatih Feyenoord U19), Wijnaldum dan masih banyak lainnya. Sambutan yang  hangat dari direktur akademi dan coaching staff academy lainnya seperti Dirk Kuyt dan rekan-rekan staff pelatih membuat saya merasa dirumah sendiri, melihat cara kerja yang luar biasa membangun sepak bola mereka dimulai dari usia 7 tahun dengan memiliki 3 staff khusus full time untuk menganalisa pertandingan setiap minggunya di akademi membuat saya cukup terkejut, betapa tidak sedangkan di Liga utama kita sudah lebih dari cukup hanya memerlukan assistent pelatih, pelatih fisik dan pelatih kiper selain pelatih kepala, bagaimana dengan akademi kita? Anda sudah tahu pasti jawabannya.

​

Selama kurang lebih 45 hari saya di Eropa selain mengunjungi Liverpool dan Feyenoord Academy, ada beberapa academy lain yang saya kunjungi diantaranya , Ajax Amsterdam, Lyon, Wolfsburg, dan Valencia. Selain fasilitas akademi yang mungkin bisa dikatakan tidak ada satupun dari tim-tim liga 1 kita memilikinya.

​

Ada banyak hal yang saya pelajari dan menarik kesimpulan bahwa membangun pesepakbola yang hebat tidak hanya dalam latihan, dan tidak juga hanya dalam pertandingan dengan banyak kemenangan, tetapi ialah belajar dari kesalahan dalam pertandingan, mengajarkan hal-hal gaya hidup yang disiplin dan profesional, dan memposisikan pendidikan diatas sepakbola. Saya manusia yang cukup beruntung melihat langsung dan dikenalkan dengan praktek sepakbola terbaik di dunia, dari mulai organisasi latihan, juga staff kerja akademi yang 100% melakukan hal yang diluar apa yang saya lihat selama ini bahkan tidak ada di liga utama kita. Mereka sangat serius dalam mempraktikan sepakbola top level, sedangkan saat ini kita masih tertinggal jauh, kita masih bermimpi indah dengan kemenangan jangka pendek.

 

SELESAI ...

  • Facebook
  • Twitter
Muhamad Yusup Prasetiyo
59439.png
72f38fe442abadd278bc71eb9ef333b0.jpg
c2818c6d5d111f61846fbc878bc51b5e.png
Screen Shot 2020-11-22 at 17.30.27.png
bottom of page