top of page

"ANDAI SAYA..."

Screen Shot 2022-05-23 at 17.18.31.png

ANDAI SAYA..

21 April 2022

Hotel Wolo, Kuala Lumpur

​

 

"Berikan saya ketenangan untuk menerima apa yang tidak bisa saya ubah, keberanian mengubah apa yang bisa saya ubah. Dan kebijaksanaan untuk tahu perbedaan antara keduanya"

 

Mungkin itu kata-kata yang tepat bagi saya saat ini, banyak hal yang pada akhirnya saya menyadari bahwa saya tetap orang Indonesia dan lahir disana. Menjadi warga Negara Indonesia paling jauh melatih nya di ASEAN, itupun cukup sulit sebagai warga Negara yang rangking sepakbolanya di angka ratusan. Bukannya saya tidak bangga menjadi WNI, bukan juga saya tidak bersyukur dapat kembali bekerja di Luar Negeri (Malaysia), akan tetapi setelah saya alami dan sejauh apapun saya belajar kursus kepelatihan, saya akan cukup kesulitan untuk bekerja di Negara yang sepakbolanya lebih berkembang.

 

Kadang saya berpikir, andai saja saya lahir di Negara yang sepakbola nya TOP, mungkin saya sudah mampu melatih tim di ASIA bahkan Eropa. Ah sudahlah.. Jangan terlalu banyak mengeluh, saya harusnya bersyukur bahwa pelatih sepakbola di usia seperti saya saat ini sudah cukup melangkah setidaknya lebih 1 langkah dari rekan-rekan pelatih yang mungkin punya mimpi yang sama, yaitu melatih diluar Negeri. Tuhan memberikan saya kesempatan untuk kedua kalinya kepada saya untuk melatih diluar Negeri setelah di China pada tahun 2017 lalu, sebuah cerita menarik yang ingin saya ceritakan apabila suatu saat saya mempunyai anak. 

 

Menjadi bagian penting dalam sebuah tim diluar Negeri adalah sebuah penghargaan khusus bagi saya pribadi, bagaimana tidak, selain mereka susah payah menyiapkan hal-hal yang saya perlukan, mereka juga rela untuk membuat visa kerja dan tetek bengek lainnya untuk pekerja asing, selain daripada hal tersebut. logikanya begini dan ini juga yang sering sekali saya dengar, "Bagaimana mungkin kita mempekerjakan pelatih dari Indonesia, sepakbola mereka saja tidak bagus-bagus amat, menang lawan kita saja sulit, peringkat FIFA (federasi sepakbola seluruh dunia) aja masih juga dibawah kita, ilmu apa yang dapat kita pelajari dari mereka" .

 

Hal-hal demikian ada benarnya juga, saya tidak mengatakan bahwa saya hebat atau ilmu pengetahuan sepakbola saya jago, meskipun mungkin mereka menilai saya seperti itu, untuk apa mereka rela melakukan hal-hal yang saya katakan diatas, toh di Malaysia atau di China sekalipun pun banyak sekali pelatih-pelatih yang memiliki lisensi kepelatihan yang sama dengan saya saat ini. Akan tetapi sejauh ini saya dapat menunjukan etos kerja yang cukup membuat mereka puas. 

 

Tapi apa yang saya dapat saat ini tetap membuat saya kurang puas dan tetap haus akan hasrat melatih dan tinggal di Eropa, memang tidak ada yg ideal seperti apa yang kita inginkan sekalipun berada disana, akan tetapi saya sangat meyakini bahwa berpikir sepakbolanya akan lebih banyak ketimbang mengurus hal-hal diluar sepakbola.

 

Pada akhirnya saya harus menyadari seperti apa yang saya katakan diatas agar dapat melangkah lebih jauh, "Saya tidak akan bisa merubah di Negara mana saya terlahir, akan tetapi saya bisa mengubah level kemampuan pengetahuan sepakbola saya, kedisiplinan, kemampuan bahasa dan hal-hal lain yang menunjang agar saya dapat mewujudkan mimpi saya untuk melatih di Eropa.

 

Sekian...

  • Facebook
  • Twitter
Muhamad Yusup Prasetiyo
  • Instagram
  • Facebook
  • Twitter
Related Post
Screen Shot 2020-11-21 at 18.32.36.png

30/11/2019

IMG_1259.jpg

23/10/2019

Screen Shot 2020-11-21 at 18.21.54.png

01/12/2018

Screen Shot 2020-11-21 at 18.19.12.png

12/07/2018

Screen Shot 2020-11-21 at 18.07.05.png

28/01/2018

Screen Shot 2020-11-22 at 17.30.27.png
bottom of page